Sabtu, 03 Oktober 2015

Tanpa Dirimu

Suasana diruang musik waktu itu sangat ramai..Karena perkumpulan anak kelas musik semua ada disana,dan tidak lain adalah membahas masalah penampilan mereka di Pusat Kota dua bulan lagi.Aisyah atau biasa dipanggil Ica oleh teman2nya saat itu sedang duduk disamping sang kekasih tercinta,Morgan yang merupakan seniornya.Morgan dan Ica sangat berbeda,Ica adalah gadis cerewet dan hobi marah2 pada siapapun yang mengusiknya,dan ia hanya berasal dari keluarga sederhana.Sementara Morgan yang merupakan anak seorang pengusaha kaya,tampan dan penyabar,tak seorangpun gadis yang mau menolaknya.
“Dek..Bagaimana kalau konsepnya dirubah sedikit,bukan maksud kakak untuk meremehkan karyamu,ya..Kakak hanya.....”
Morgan terdiam saat melihat sang kekasih terlelap dengan kepala yang tersandar diatas buku2 yang berserakan diatas meja.
“Mor..Kita pulang duluan,ya ?Besok kita lanjutkan lagi..”
“Oke..Hati2 dijalan,ya ?”
Semua temannya pulang kecuali mereka berdua.Ica yang saat itu terlelap membuat Morgan tersenyum bahagia.
“Kasihan sekali..Biasanya jam segini dia sudah tidur,tetapi gara2 aku dia harus begadang sampai jam 11 malam..Maafkan kakak,ya ?”
Morgan pun menggendong Ica kedalam mobilnya dan bermaksud mengantarkannya pulang.Selama diperjalanan Morgan terus memegangi kepalanya yang sedari tadi terasa sangat sakit.Aku harus kuat,toh ini hanya sakit kepala,nanti juga hilang..Pikir Morgan.Saat hampir sampai didepan rumah Ica,ia menghentikan mobilnya karena kepalanya terasa sangat sakit sampai membuat penglihatannya menjadi kacau.Ica pun terbangun mendengar Morgan yang memukul2 kaca mobilnya.
“Morgan..Ada apa ?Kepalamu sakit,ya ?Ini sudah dekat,ayo kita kerumahku dulu..”
Ica pun membantu Morgan berjalan menuju rumahnya.Sesampainya dirumah Ica,Ayah dan Ibu Ica segera menyiapkan tempat tidur untuk Morgan beristirahat.
“Nak Morgan..Tunggu sebentar,biar Ibu panggilkan dokter,ya ?”
“Tidak Bu,ini hanya sakit kepala biasa,aku baik2 saja..”
“Kau ini,ya ?Seumur hidupku baru kali ini aku melihatmu kesakitan sampai memukul2 kaca mobil seperti itu..Biar aku yang panggilkan dokter,bu...”
Saat Ica melangkah,Morgan menahannya..
“Bawakan saja aku parasetamol..Aku mohon”
Karena kasihan dan sedih,Ica menuruti permintaan Morgan dan membiarkannya istirahat.Waktu menunjukkan pukul 1 malam,Morgan terbangun dan melihat Ica tertidur dengan posisi duduk.Ia pun mengambil jaketnya dan bersiap untuk pulang.Sebuah kecupan bibir diberikan oleh Morgan sebagai tanda perpisahan.
“Jangan ganggu aku tidur,bodoh....”Ica yang tiba2 berteriak dialam bawah sadarnya membuat Morgan mundur.
Morgan pun keluar dari ruangan tersebut dan menemui kedua orangtua Ica yang saat itu masih duduk diruang tamu.
“Aku permisi untuk pulang..Ayah..Ibu..Terimakasih untuk semuanya”
“Apa kau sudah baikan ?Bagaimana kalau Ayah antarkan dengan mobil Ayah ?”
“Tidak usah,yah..Aku masih kuat mengendarai mobil sendiri.Permisi dulu,ayah,ibu..”
Morgan pun pulang dengan wajah yang sangat pucat dan pandangan yang masih kabur.Keesokkan paginya Ica tak menemukan ucapan selamat pagi di handphone-nya dari sang kekasih,
“Apa mungkin dia belum bangun,ya ?Apa tidak sebaiknya aku hubungi saja dia ?”
Saat Ica menelpon Morgan,yang terdengar adalah suara seorang gadis yang mengatakan kalau Morgan sedang menjalani perawatan dirumah sakit karena penyakitnya.Gadis itu mengaku bernama Christi dan merupakan calon tunangan Morgan yang dipilihkan langsung oleh orangtua Morgan.Mendengar itu,Ica mematikan ponselnya dan pergi kerumah sakit.Sesampainya dirumah sakit,bukannya sambutan hangat yang ia terima,justru caci dan maki dari orangtua Morgan yang ia dapatkan.Untuk ini aku masih sanggup menahan air mataku..Aku masih sanggup.Pikir Ica..Bersikeras untuk bertemu Morgan,Christi datang dan menarik rambut Ica.
“Dasar tidak tau malu,kamu kan sudah diusir,lebih baik kamu pergi sekarang.Dasar muka tembok !!”
“Tolong katakan..Morgan sakit apa ?Setidaknya biarkan aku tau kalau kalian tidak izinkan aku masuk dan bertemu dengannya”
“Morgan milikku..Selain aku tidak boleh ada yang memilikinya.Termasuk orang miskin rendahan tidak tahu malu sepertimu”
Mendengar itu Ica hampir saja menampar Christi,tetapi tangan Ica ditahan oleh teman2nya.
“Aisyah..Aku yakin Morgan tidak pernah mau melihatmu lagi jika kau berlaku kasar pada orang lain”
“Kalian..Apa kalian mendukungnya juga ?Kenapa ?Apa sekarang kalian bukan temanku lagi ?Kalian memilih dia karena dia lebih cantik dan lebih kaya dariku ?Kalian pengkhianat.Sama seperti Morgan !!”
Ica pun pergi meninggalkan teman2nya dengan air mata yang berlinang di pipinya.
“Aisyah pergi ?Lebih baik kalian cari dia sekarang dan bawa dia kemari,aku tidak mau melepaskannya begitu saja.Dia segalanya untukku.Dia segalanya diriku.Aku tidak bisa tanpa dia”
Teman2nya pun pergi untuk mencari Aisyah.Tetapi saat mereka keluar dari kamar Morgan,Christi menghadang mereka dan mengancam akan membunuh Aisyah jika berani membawanya kehadapan Morgan lagi.Tentu saja mereka mengurung niat mereka demi teman mereka itu.
“Christi.Kau bukan siapa2ku..Lebih baik kau diam dan jangan halangi aku untuk menemui kekasihku”
“Morgan..Kau harusnya sadar siapa dia.Dia hanya seorang gadis miskin yang tidak tau malu.Kau sharusnya dekat dengan gadis yang selevel denganmu”
“Tutup mulut busukmu..Atau kurobek saja jika kau merasa mampu bicara hal yang tidak penting lagi”
“Mor..Loe kok tiba2 bicara kasar begitu sih ?Loe kan gak pernah...”
“Jangan banyak omong dan segera cari Aisyah !!”
Teman2 Morgan pun pergi dan mencari Aisyah,
“Dia berubah drastis Ca,kami tidak pernah mendengarnya berbicara kasar sedikitpun selama hidup kami.Lagipula Morgan bukan orang yang suka berbicara dengan suara tinggi apalagi ditempat seperti itu”
“Aku tidak peduli..Lagipula Morgan kan sudah punya Christi.Aku yakin Christi bisa merawatnya dengan baik...”
Mendengar Aisyah yang berbicara panjang lebar membuat teman2nya menyerah.
“Ca..Bukan hanya Morgan yang membutuhkanmu,kami juga..Kami ingin Morgan yang dulu,kami ingin Morgan yang sopan dan penyabar itu”
“Berikan ini padanya..”
Aisyah pun memberikan sebuah kalung berlafadzkan “Allah” dalam bahasa arab.Teman2nya pun hanya pasrah dan pergi untuk memberikan kalung itu pada Morgan.
Dua bulan kemudian..
“Ica..Nak Morgan itu bukan muslim kan ?”
“Bukan,bu..”
“Jangan terlalu memberi harapan padanya,ibu takut dia terlalu mencintaimu dan tidak mau lagi melepaskanmu nanti”
“Ica tau bu,Ica juga sudah memutuskan mulai saat ini Ica tidak akan menemuinya lagi”
Air mata yang berlinang tampak di pipi Ica.Karena takut terlihat sang ibu,ia pun pergi berjalan kaki ke taman dekat rumahnya,dimana ia biasa bertemu dengan Morgan.
“Aisyah...”
Aisyah sangat terkejut saat seseorang tiba2 saja menarik tangannya dari belakang dan memeluknya.
“Kenapa kau meninggalkan aku ?Aku bisa apa tanpa dirimu ?Jangan tinggalkan aku lagi”
“Maaf kak..Aku tidak bisa bersamamu..Kakak..Kakak bukan Hamba Allah..Kakak bukan muslim.Maafkan aku”
“Kalau begitu ajari aku sholat,ajari aku mengenal Tuhanmu,dan ajari aku mencintaimu karena Allah seperti yang kau katakan padaku”
Mendengar pernyataan itu Aisyah sempat meneteskan air mata.Dua tahun kemudian..Morgan mengubah namanya menjadi Al Fadillah,dan ia sanggup menjalankan seluruh ajaran agama Islam dengan baik selama ia bersama disamping Aisyah.
Malam itu,kedua orangtua Morgan atau Fadil datang kerumah Aisyah dengan wajah yang masam.
“Aisyah..Kami,minta maaf karena sudah membuatmu tidak nyaman,kami juga berterimakasih karena kau sudah membuatnya kuat melawan penyakitnya.Tapi kami mohon,kami ingin putra kami Morgan kembali ke agama kami sebelumnya.”
Mendengar itu,mata Aisyah mulai berkaca2 dan hampir mengeluarkan air mata.
“Tapi,nak Fadil baru saja masuk Islam dan berencana untuk menikah dengan putri kami bulan depan”
“Morgan harus menikah dengan orang yang sederajat dengannya.Agar seluruh harta kekayaan kami bisa berkembang dan bertambah”
“Baik kalau harta berlimpah mampu membuat Anda sekeluarga merasa nyaman,silahkan bawa kembali Morgan kalian.Tidak ada paksaan dalam masuk Agamanya Allah.”
Keesokkan paginya Morgan datang kerumah Aisyah dan bermaksud mengajaknya mencari cincin untuk pernikahan mereka nantinya.Tetapi Aisyah tidak mau keluar dan menemui Morgan.
“Ica..Kakak tau ini pasti karena orangtua kakak..Jangan pikirkan mereka,toh mereka juga tidak memikirkan Kakak dan Ica.Lebih baik Ica keluar dan kita temui ayah dan ibu kakak sekarang juga”
“Aku tidak mau mencintaimu lagi,kalau kau tidak mencintai Tuhanku juga.Lupakan aku,kita berbeda”
Mendengar perkataan itu Morgan pergi dan menemui kedua orangtuanya.
“Ayah..Ibu..Aku sudah dewasa,aku berhak menentukan pilihanku sendiri,dan aku ingin mengikuti kata hatiku,aku ingin ikut jalan Allah SWT..Maafkan aku,aku tidak bermaksud ingin meninggalkan ayah dan ibu,aku hanya ingin mengikuti kata hatiku”
“Morgan !!Kau satu2nya harta kami yang sangat berharga,kami tidak ingin kau pergi,sayang..”
“Aku kah harta berharga kalian ?Bukankah yang kalian katakan pada Aisyah harta berharga kalian itu bukan aku ?Apa yang kalian pikirkan ?Aku bukan anak kecil lagi,ayah,ibu”
“Ayah dan Ibu bersedia ikut agamamu,asalkan kau tetap tinggal bersama kami..Kau boleh melakukan apapun,termasuk menikah dengan Aisyah asalkan kau tetap bersama kami,sayang”
Setelah hari itu,Kedua orangtua Morgan ikut ke jalan Allah SWT dan mulai melupakan kesenangan dunia yang hanya sementara itu.Aisyah dan Morgan pun menjalani pernikahan mereka setelah kedua orangtua Morgan resmi masuk Islam secara hukum.
“Obat yang diberikan oleh ayah ibumu,itu mampu menyembuhkan kanker dan tumorku,”
“Kau memiliki kanker ?Sejak kapan ?Kenapa ayah dan ibu tidak memberitahuku ?”
“Kalau kau sampai tau,aku yakin telingaku akan lepas karena ocehan sabang sampai merauke mu itu”

“Oh..Tapi,semua ini karena Allah SWT yang telah menyembuhkanmu,bukan karena obat atau semacamnya..Allah SWT pasti sangat menyayangimu”

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerpen Remaja Published @ 2014 by Ipietoon