Kamis, 17 Desember 2015

Aku Bahagia



Namaku Giriana.Usiaku 18 tahun.Aku merupakan anak tunggal yang tidak pernah mendapat kebebasan dari kedua orangtuaku,apalagi dalam hal pergaulan.Ibuku adalah seorang pembantu rumah tangga,dan Ayahku hanya seorang nelayan yang memiliki penghasilan yang tidak pasti.Perbedaan usiaku dengan Ayah dan Ibu hanya 13 tahun,suatu hal yang biasa bagiku,tetapi tidak bagi teman-teman dan orang-orang disekitarku.Ayah dan Ibu selalu menekanku untuk belajar dan menjadi orang yang lebih baik dari mereka berdua dimasa mendatang.Yah,namanya juga orangtua,pasti mereka selalu mendo’akan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Suatu hari saat aku tiba dikampus,aku bertabrakan dengan seorang laki-laki muda yang sangat tampan dan tampak membawa kamera lensa panjang yang sangat berharga.Oh iya,sebenarnya kedua orangtuaku tidak sanggup untuk membiayai kuliahku,jadi kalau bukan karena beasiswa pintar,aku tidak mungkin bisa melanjutkan sekolahku.
Laki-laki itu tampak membantuku membereskan bukuku yang berserakan,tiba-tiba saja laki-laki itu memotretku..
“Namaku Nando.Kulihat kau memiliki kecantikan yang sangat alami.Boleh aku tau nama dan alamatmu ?Atau adakah pin bbm mu yang bisa aku chat ?Aku ingin mengajakmu bekerja sama untuk cover girl 2015”
Jangankan pin BB,BB-nya saja aku tidak punya,kalau BB(Barang Bekas) sih berserakan dirumahku.Dengan malu-malu aku memberitahu alamat rumahku.Pada malam harinya,Nando datang kerumahku menggunakan mobilnya.Hello..Ini kampung,kau akan mendapat perhatian dari tiap mata warga kampung kalau kau membawa mobil mewahmu itu ke gubukku.Saat pertama kali tiba,ia tersenyum manis padaku,dan ternyata ia membawakanku banyak makanan yang sangat mahal bagi orang yang tidak punya sepertiku.Ibuku menSaat pertama kali tiba,ia tersenyum manis padaku,dan ternyata ia membawakanku banyak makanan yang sangat mahal bagi orang yang tidak punya sepertiku.Ibuku menyambut Nando dengan senang hati,tetapi tidak dengan Ayah.Ayah nampak tidak suka dengan Nando.Tidak lama setelah itu,sahabatku sejak kecil bernama Gio yang sudah putus sekolah sejak SMP dan hanya memiliki keseharian menambang batu datang dan membawakan aku satu karung rambutan.Aku menerimanya,tetapi tidak dengan kedua orangtuaku.Ayah mengusir Gio dengan kasar,Ayah memukulnya hingga kepalanya berdarah.Dengan cepat Nando keluar dan menghentikan Ayah.
“Tunggu disini,aku akan mengobatimu”
Aku sangat terkejut saat tau Nando adalah lulusan studi ilmu kedokteran dan ia sudah bekerja disebuah rumah sakit di kota.Gio pun tampak tidak suka dengan Nando,mungkin karena Gio cemburu.Banyak orang yang  bilang kalau Gio suka padaku,tetapi Ibu selalu melarangku untuk dekat dengan Gio karena Ibu bilang kelak aku akan ikut miskin jika aku berteman dengan orang miskin.Gio pun pergi dengan wajah yang memar.
“Kau sebaiknya pulang.Putriku tidak butuh orang sepertimu”
Saat Ayah berbicara seperti itu,Ibu meluapkan kemarahannya,dan pada akhirnya aku hanya bisa meminta Nando untuk pulang.
“Aku tidak mau Putriku hidup melarat seperti ini,dan aku juga tidak mau dia dekat dengan laki-laki miskin.Kau tau kan apa jadinya hidupku saat aku dekat dengan laki-laki miskin sepertimu ?”
“Aku miskin karena kau,jadi jangan menyalahkan aku.”
“Aku ?Aku tidak akan meminta hartamu jika saat itu aku tidak mengandung anakmu,tau ?”
“Kau itu bukan wanita baik-baik.Aku menyesal bertemu denganmu..”
“Jadi Ayah dan Ibu menyesal kalau aku sudah dilahirkan ?Kalau begitu Giriana minta maaf.”
Saat aku menangis,Ibu memelukku dan ikut menangis,sementara Ayah pergi begitu saja.
“Giriana..Ibu tidak menyesal,nak..Ayahmu juga tidak menyesal.Ibu tau,Ayahmu hanya merasa tidak enak pada Ibu karena ia tidak bisa membahagiakan Ibu dan Kamu.Ia merasa malu saat bertemu laki-laki seperti Nando.Ia selalu ingin jadi panutanmu,tetapi saat ia tidak bisa.Ia hanya akan melakukan hal yang bisa membuatnya merasa lebih baik.Ayahmu dan Ibu sangat menyayangimu,nak”
Sejak saat itu,Ayah tidak pernah marah lagi saat Nando tiba dirumahku dan mengajak ku ke studio untuk pemotretan.
Sekarang usiaku menginjak 21 tahun,aku sudah menjadi artis terkenal dan memiliki banyak harta kekayaan untuk kubagi dengan kedua orangtuaku.
“Giriana,apa kau sibuk ?Selesai aku bekerja dari rumah sakit,aku akan langsung menjemputmu untuk makan malam bersama kedua orangtuaku”
Kubaca pesan yang dikirim oleh Nando siang itu.Selama aku dekat dengan Nando,selama itulah aku pulang pergi dari rumah Nando dan bahkan tidak segan kedua orangtua Nando untuk memintaku menginap disana.Malam itu Nando menjemputku,ia sangat mampu membuatku jatuh hati saat ia benar-benar berpenampilan layaknya seorang dokter.
“Giriana,kenapa kau senyum-senyum sendiri begitu ?Apa aku ini tampak lucu ya sampai kau tersenyum seperti itu.Lagipula,aku tidak suka melihat senyummu”
“Kenapa ?”
“Karena senyummu mampu membuat jantungku hampir meledak..”
“Gombal..Kamu itu juga,jangan suka memperlihatkan senyummu”
“Ah kamu..Tidak senyum saja sudah banyak yang tertarik padaku.Siapa coba yang tidak mau dekat dengan dokter muda jomblo kece sayang mama dan tampan sepertiku.”
“Hah..Seharusnya kamu tanya aku kenapa,bukan menjawab dengan jawaban yang terdengar asam ditelingaku itu”
“Ciie...Yang gak kesampaian maksudnya”
“Anjjayy..Bikin baper deh”
Hal itu lah yang paling membuatku mudah jatuh cinta pada Nando.Apalagi sesaat sebelum kami turun dari mobil,Nando mencium keningku dan menyatakan perasaannya padaku.Semakin kurasa bahwa aku betah berlama-lama dengan laki-laki ini.Aku sangat terkejut saat mendengar pernyataan Nando malam itu kepada kedua orangtuanya bahwa dia ingin bertunangan denganku secepatnya.
Sepulang dari rumah Nando,aku yang sedang asyik mengobrol dimobil tiba-tiba saja mendapat kabar bahwa Ayah dan Gio berkelahi dan sedang menjalani pemeriksaan di kantor polisi.Aku dan Nando pun segera menuju ke kantor polisi.Setibanya disana Ayah dengan emosi memukul Nando didepan para polisi sehingga membuat Ayahku dihajar balik oleh polisi,tetapi Nando mencegah polisi itu berlaku kasar terhadap Ayah.
“Tuan Deni,aku ingin mengatakan padamu bahwa aku sudah membuat putrimu hamil”
Aku terkejut mendengar pernyataan Nando,tetapi aku lebih terkejut saat Ayah sama sekali tidak memukul Nando karena sudah mengatakan hal itu.
“Istrimu menikah lagi Tuan Deni”
Nando pun bangkit dan mengajakku keluar kantor polisi.
“Ayahmu..Sebaiknya Ayahmu diperiksa kerumah sakit untuk tes urin terlebih dulu”
“Apa ?Kenapa ?”
“Aku takut Ayahmu kecanduan narkoba”
“Kau gila,Ayah tidak mungkin pecandu,Ayahku baik-baik saja,dia tidak mungkin..”
“Kalau Ayahmu baik-baik saja,kau tau kan apa yang akan dia lakukan saat aku mengatakan hal yang sangat membuatnya murka”
Aku terdiam sejenak dan menangis.Nando memelukku dengan penuh kasih sayang dan penuh perhatian,tetapi aku pergi dan melepas pelukannya.Akhirnya saat di tes urin,Ayah positif pecandu.Saat itulah Ibu mulai meninggalkan Ayah dan Aku.Saat itu rasanya aku sudah tidak memiliki siapapun didunia ini.Aku sendiri.Aku tidak punya siapapun lagi untuk menjadi tempat berteduhku,aku hampir kehilangan akalku dan mengurung diri dikamar.Pertunanganku dan Nando dibatalkan,aku semakin tidak punya siapapun lagi.Aku tidak menjadi diriku lagi,aku sering mabuk-mabukan,pergi pagi pulang pagi,bertemu dengan laki-laki hidung belang yang bersedia membayarku untuk satu malam.
Malam itu adalah malam dimana aku memiliki pelanggan pertama,laki-laki itu mengenakan masker.Dia memegang tanganku dengan kasar dan membawaku ke ruangan khusus.Dia menampar wajahku dan menangis,ia pun membuka maskernya dan aku sadar dia adalah Nando,laki-laki yang kucintai.
“Katakan Giriana,dimana ?”
“Apa ?”
“Otakmu !!”
Ia memelukku dan menangis,aku ingat aroma ini..
“Apa kau sudah kehilangan akalmu,kau datang ke tempat menjijikan ini untuk menjual dirimu ?”
“Apa pedulimu ?”
“Apa peduliku ?Kalau aku tidak peduli,aku tidak akan mencarimu dan mengeluarkan ratusan juta untuk mengeluarkanmu dari sini.Aku membutuhkanmu untuk disisiku.Kau harus tau itu”
Nando pun mengajakku keluar dari tempat itu,tetapi laki-laki disana menghadangnya.Terjadilah perkelahian disana,dan seseorang memukul kepala Nando dengan botol minuman keras hingga kepalanya mengeluarkan darah.Tetapi itu justru membuat Nando semakin memanas dan dengan sisa kekuatannya ia menghajar habis orang-orang itu dan berlari membawaku ke mobil dan pergi kerumah sakit.
“Kenapa Nan ?Kenapa kau mau mengorbankan dirimu untuk orang sepertiku,sudah cukup Ayah,Ibu dan Gio,sekarang kau..”
Aku pun berjalan menuju lantai atas gedung dan berusaha mengakhiri hidupku.Saat aku berusaha melompat,Nando menarik rambutku dan mengikat kedua tanganku.
“Memang,ya kalau orang tidak punya otak..Mereka hanya berfikir sampai melompat.Hah..”
Ia pun membawaku kerumahnya.Keesokkan harinya,aku terbangun dengan tangan yang masih terikat,dan pakaianku sudah terganti dengan piyama.Nando pun masuk dan membawa seorang perias.
“Kau..Apa yang kau lakukan padaku,dimana pakaianku..Jangan-jangan kau yang..”
“Sembarangan..Seliar-liar pikiranku sebagai laki-laki jantan,aku tidak memiliki niat untuk menyentuh satu pun kancing bajumu..Aku kan masih punya tata krama”
Nando pun mendekatiku dan berbicara ditelingaku dengan lembut.
“Aku akan menyentuh kancingmu setelah kita sudah sah,mengerti..Yah,mungkin besok”
“Gina..Senatural mungkin,Oke ?Aku tidak suka gadis dengan bedak ketebalan 1 meter dan lipstik sudah merah bagai cabai.Jangan pakaikan softlens ataupun bulu mata palsu,jadikan dia alami.Aku ingin memperlihatkan pada orang-orang kalau calon istriku sangat cantik”
“Oh..dan satu lagi.Buka ikatan tangannya.Aku lihat dia sangat tertekan dengan tali dari selang infus itu.Oke..Sampai jumpa dipelaminan Giriana”
Tidak kusangka hari itu menjadi hari yang sangat membahagiakan bagiku.Walau tanpa Ayah dan Ibu disampingku,aku tetap bisa merasa bahagia,karena aku masih bisa merasakan do’a mereka.
“Sejak kapan kau mempersiapkan ini semua ?”
“Sejak lama..Kenapa ?Kamu kaget,ya ?”
“Tentu saja,kamu itu ya..”
“Ciiee yang kaget..Duh,baper banget sih Giriana ini.By the way,kamu cantik banget hari ini”
“Jadi hari-hari sebelumnya tidak cantik,ya ?”
“Cantik kok cantik”
“Kamu juga sangat tampan...Semakin tampan”
“Oh..Iya dong..Siapa dulu,Nando”
“Tapi sayang aku bohong..”
“Apa ?Tunggu saja pembalasanku”
Hari itu benar-benar hari yang membahagiakan,dan aku sangat berharap Ibu dan Ayah bisa menyaksikan pernikahanku disini.Ayah,Ibu..Terimakasih untuk do’a dan perjuangan kalian selama ini.Aku tidak akan sanggup membayar semua yang sudah kalian korbankan untukku.Aku bahagia bisa terlahir didunia ini.
The End..
 

Cerpen Remaja Published @ 2014 by Ipietoon