Senin, 25 April 2016

Sang Pilot



Suatu siang disebuah sekolah menengah atas..
“Perkenalkan,namaku Gemini Dirgantara..Aku salah satu murid yang melakukan pertukaran pelajar antar daerah,dan aku sangat ingin jadi pilot pesawat.Salam kenal..”
Seorang siswa kelas 10 bertubuh atletis dengan tinggi 182cm berkepala botak memperkenalkan dirinya.
“Silahkan duduk.Disana ada kursi kosong disamping Wulan”
Wulan pun tersenyum pada Gemini.
“Kamu unik deh..Kamu botak.Kamu punya nama yang unik kaya cewek.Juga cita-cita yang sangat besar”
Gemini hanya mengangguk dengan sedikit senyum dan wajah yang memerah.
“Kok kamu berkeringat sih ?Apa tadi kamu habis lari-larian ya ?”
Saat Wulan mencoba menyentuh Gemini,seorang laki-laki yang adalah kepala geng disekolah itu menarik baju Gemini dan menjatuhkannya dari tempat ia duduk.
“Hendri ?!Apa-apaan sih”
“Wulan sayang..Pacarku yang cantik.Tiang jemuran botak licin ini gak cocok ada disampingmu.Jadi biar aku singkirkan dia..”
Wulan pun menggenggam tangan Gemini dan membawanya pergi.
Mereka pun duduk berdua diatas gedung sekolah.
“Maaf,ya..Hendri memang suka begitu,tapi dia bukan pacarku kok..Sungguh.”
Seiring waktu berjalan,mereka mulai dekat dan mulai menyukai satu sama lain.
“Gemini..Kenapa kepalamu botak ?”
“Aku gak botak kok..Hanya tidak punya rambut saja”
Wulan pun mencubit lengan Gemini.Sangat terasa otot lengan yang sangat padat.Wulan pun melepaskan tangannya.
“Hmm..Kalau kamu gak jadi pilot gimana ?”
“Aku akan bekerja dibandara saja.Tapi aku tidak akan putus asa.Aku akan mengejar semua impianku.Semua impian yang ada dibuku ini”
“Kenapa harus dibuku ini ?”
“Karena saat kita menuliskan impian kita pada selembar kertas.Kita akan lebih semangat untuk mencapainya saat kita membacanya”
Pada suatu siang,Wulan sedang duduk menunggu Gemini yang saat itu sedang ke ruang guru.Ia pun menemukan buku impian Gemini dibawah lacinya dan membacanya.
Memiliki Wulan Novi
Wulan sangat terkejut mengetahui orang yang ia sukai juga menyukainya.Ia pun menandai impian Gemini untuk memiliki Wulan sebagai suatu yang telah Gemini capai dan berhasil ia lakukan.
Saat Gemini datang,Wulan pura-pura menulis dan berusaha menahan senyumannya dengan menekan salah satu pipinya.
“Ada apa dengan pipimu ?Kau sakit gigi ya ?”
“Tidak”
Gemini pun membuka buku impiannya dan mendapati satu impiannya terwujud.
Ia pun melihat kearah Wulan,wajahnya mulai memerah lagi,dan kali ini ia berkeringat dingin.
“Kenapa wajahmu memerah ?”
Wulan pun menyentuh pipi Gemini.Kali ini tubuh Gemini sangat dingin karena gugup didekati oleh gadis yang ia sukai.
“A..Apa kau yang menandai impianku ?”
Wulan tersenyum.
“Aku juga suka padamu.Gemini”
Mereka pun sering jalan-jalan bersama diluar jam sekolah.
Suatu siang mereka pergi ke pantai dan berjalan-jalan di bibir pantai.Saat Wulan menggenggam tangan Gemini,tangannya seketika membiru dan dingin,tetapi Gemini hanya tersenyum manis pada Wulan.
“Jadi apa kau serius ingin jadi pilot ?”
“Ya..”
“Kenapa ?”
“Karena saudara kembar dan juga Ayahku”
“Kau punya saudara kembar ?Siapa namanya ?”
“Namanya Gemini Dirgantara”
“Kau pasti bingung kan ?Sebenarnya namaku Gemini Muda.Tetapi karena Kakak kembarku meninggal saat usia kami menginjak 7 tahun,dimana saat itu ayah juga meninggal,Ibu mengubah namaku menjadi namanya.Semua impiannya,akan aku capai sebagai tanda bahwa aku sayang padanya.Termasuk jadi pilot”
“Berarti itu bukan impianmu yang sebenarnya ?”
“Dulu aku bukan pemimpi.Yang selalu bermimpi dan menghayal menjadi ini itu seperti yang dilakukan saudara kembarku.Tetapi setelah kepergian dia dan ayah,aku jadi menghargai apa itu mimpi.Dulu aku pernah takut bermimpi terlalu tinggi,karena saat jatuh,rasanya pasti akan sangat luar biasa sakit,tetapi aku harus kuat dan terus mencoba menggapai semua impianku.Selama mimpi itu gratis dan tidak dilarang,maka bermimpilah..Haa..Tapi aku tidak sekedar bermimpi dan berbicara saja.Saat ini aku sedang berusaha sangat keras..”
Wulan pun mencium pipi Gemini secara tiba-tiba.Gemini pun membeku seketika.Untuk mengembalikan suasana,Wulan mengambil topi Gemini hingga botaknya Gemini terlihat.Wulan pun berlari membawa topi Gemini.
“Lihat lihat..Kepalamu sangat silau terkena sinar matahari saat dilihat dari sini..”
Gemini pun mengejar Wulan yang mengejek kepala botak licinnya.
Jam istirahat di sekolah tiba,Gemini hanya duduk sendirian dikelas memandangi buku impiannya.Tiba-tiba saja Hendri Cs datang dan mulai memancing emosinya.
“Heh botak idi*t..Mimpi loe ketinggian buat jadi pilot,gue denger loe itu dari keluarga yang setiap hari cuma makan nasi garem,dan bokap loe meninggal karena sakit jantung.Ah..Gue yakin bokap loe sakit jantung karena ngedenger hayalan pilot loe itu”
Tanpa banyak bicara Gemini mulai berdiri dan memulai perkelahian.
“Kau tidak pantas disebut jantan.Dasar pecun*ang !!”
Satu sekolah pun heboh karena beredarnya video Gemini yang menghajar Hendri Cs habis-habisan.
“Siapa kau ini sebenarnya,Gemini yang aku kenal selama dua tahun ini tidak suka berkelahi,tidak suka bicara dan hanya diam jika Hendri mencoba untuk mengejek”
“Aku hanya berusaha membela diriku,apa aku salah ?”
“Salah.Semua pasti bisa diselesaikan dengan kepala dingin.Lagipula sudah berulang kali aku katakan padamu untuk membiarkan Hendri karena dia hanya menang mulut saja.Aku kecewa padamu..”
Gemini pun berusaha mengejar Wulan yang pergi dengan meneteskan air mata.
“Wulan..Aku minta maaf.Aku salah”
“Lepaskan !!Anggap saja diantara kita tidak pernah terjadi apa-apa.Aku benci dirimu yang sebenarnya..Gemini Muda”
Enam tahun berlalu..
“Iya Mah..Ini Wulan udah mau berangkat,lagipula kalau tidak berangkat sekarang,bisa-bisa aku gagal dateng dong ke acara pernikahannya Mutiara sama Samudra besok..Sebentar...”
Wulan pun menjatuhkan tiket pesawatnya..Seseorang mengenakan seragam pilot yang wajahnya tidak asing lagi bagi Wulan,laki-laki itu pun mengambilnya dan memberikannya pada Wulan.
“Maaf Nona..Nona menjatuhkan ini..Tanpa ini Nona tidak bisa ikut penerbangan..Kalau tidak bisa nanti jadi masalah besar”
Wulan pun diam terpaku..
Sang Pilot pun melingkari wajah Wulan dengan kedua tangannya dan membuat Wulan tersenyum tanpa ia sadari.
Sang Pilot pun pergi begitu saja.
Wulan pun sampai ditempat tujuan dan duduk disebuah cafe sambil mengingat-ingat kembali Pilot itu.
Tiba-tiba saja seorang laki-laki mengenakan jaket hitam dan celana jeans datang menghampirinya.
“Gemini ?Kenapa kau ?Tadi ?Pilot itu ?”
“Kenapa ?Kaget ya,kita lama tidak bertemu ?”
“Kau bekerja dimana sih sebenarnya ?”
“Di bandara..”
“Kau,pilot yang tadi,kan ?”
“Pilot apanya,aku hanya kuli angkut barang dibandara.Kau ini ada-ada saja.”
“Bohong..Aku tidak salah liat itu kamu”
Tiba-tiba saja Wulan berdiri dan membuka paksa jaket Gemini.
“Eii..Sejak kapan kau jadi wanita yang suka membuka pakaian pria,hah ?”
Wulan pun berusaha menahan malunya karena ia sama sekali tidak melihat seragam pilot itu.
Wulan pun ikut penerbangan selanjutnya.Didalam pesawat ia melamun ke arah landasan dan mengingat betapa memalukannya dia.
Tiba-tiba saja penumpang disebelahnya memberikan sebuah kertas dan terdapat sebuah tulisan...
Lihatlah kedepan..
Gemini tampak berjalan dari arah ruang kemudi menuju ke kursi penumpang Wulan.Diluar pemikirannya,Gemini melamarnya langsung diatas pesawat dihadapan para penumpang dan awak pesawat.
“Maaf Nona..Kau mencuri hatiku..Bisa tolong kembalikan,kalau tidak bisa..Kau bisa menjaganya untukku..Menikahlah denganku”
Wulan pun mengiyakan lamaran Gemini.

Bermimpilah selama mimpi itu gratis dan tidak dilarang..Tetapi jangan terlalu sering bermimpi tanpa berusaha.Karena itu sama saja omong kosong.

Sabtu, 23 April 2016

Mutiaraku



“Samudra..Jika Samudra besar nanti mau jadi apa ?”

“Aku ingin jadi Pelaut seperti Ayahku..Kalau Mutiara besar nanti mau jadi apa ?”

“Kalau Tiara,ingin jadi Dokter.”

“Benarkah ?”

Terdengar obrolan dua anak manusia dibawah jembatan pelabuhan ditepi pantai yang kebetulan airnya sedang surut saat itu.Samudra dan Mutiara berjalan dengan saling berpegang tangan.Hari mulai menjelang malam.Sunset sangat terlihat jelas dari pelabuhan itu.

“Hati-hati dijalan,ya..Sampai jumpa besok”

Ternyata kata ‘Sampai jumpa besok’ tidak pernah tercapai hingga lima belas tahun kemudian.

“Ibu..Aku ingin ke dermaga,katanya Samudra kembali pagi ini”

“Samudra ?Ibu rindu anak itu.Hati-hati dijalan ya,nak”

“Ibu..dermaga kan hanya sepuluh kaki dari rumah.Aku pergi dulu yaa..”

Waktu menunjukkan pukul 5 pagi,Mutiara menunggu kedatangan sahabatnya yang sudah lima belas tahun tidak bertemu.

“Kalau kapal yang datang sebanyak ini,dan penumpangnya tumpah-tumpah begini,gimana mau ketemu sama Samudra,wajahnya juga pasti berubah..”

Mutiara pun berdiri didermaga itu sambil berharap dia akan bertemu dengan sahabat yang sangat ia sayangi itu.

“Kenapa aku bodoh sekali,seharusnya tadi aku tanya Ibu dikapal mana dan jadi apa,kalau begini kan..Ah sudahlah..Aku pulang saja.Tapi kalau aku pulang,aku kan kembali ke kota besok,dan gak bakal ketemu Samudra lagi deh jadinya..”

“Mutiara ?Kau Mutiara ya ?Mutiara hitam-ku ?”

Saat Mutiara berbalik,ia melihat seorang laki-laki berkulit hitam manis bertubuh tegap dan tinggi sekitar 180cm mengenakan seragam pelayaran dengan senyum manis dari lesung pipi kirinya yang membuat Mutiara ingat senyum itu hanya dimiliki oleh Samudra saja.

“Samudra ?”

Mutiara pun mendekat dan memeluk Samudra sambil menangis bahagia.

“Kau operasi plastik,ya ?Kau,bagaimana bisa begini ?Dulu kan rambutmu sama pendeknya denganku,dulu gigimu juga simpang siur,kulitmu sama hitam denganku dan dulu kau suka memakai celana panjang yang sama denganku,”

“Apa maksudmu ?Itu kan dulu,gimana sih..Kita kan lama tidak bertemu,jadi kau tidak tau transformasi ku,daripada kamu,bukannya berubah,malah semakin jelek”

“Setidaknya sekarang kau tidak bisa menarik rambutku lagi karena kau pendek 30cm dariku”

Mutiara pun menarik seragam Samudra dan menarik rambutnya sambil tertawa bersama.

Samudra pun memeluknya dan membelai rambut panjang nan hitam Mutiara.

“Sekarang kau sangat cantik.Kau sangat harum dan bersih.Kau juga semakin menarik..Tentang cita-cita dan mimpi yang dulu,aku ingin menambahkan satu lagi impianku,yaitu menjadi suami dari seorang dokter”

Mutiara tersenyum mendengar kata-kata itu.Mereka pun pulang kerumah Mutiara dan makan malam bersama disana.

“Samu sekarang sudah mandiri,dia sudah membangun rumah didekat pantai ini,dan sudah memiliki pekerjaan yang tetap,aku harap kau bisa segera menikah dengan putriku Mutiara”

“Ayah..Kenapa ayah bilang begitu.Oh ya..bagaimana kabar Tante Diana ?Apa Tante sehat saja ?”

Mendengar itu Samudra tersedak dan pergi ke kamar mandi.

“Ibunya meninggal dua bulan yang lalu,dimana hari itu Samudra pergi bertugas dan tidak sempat menemui ibunya yang terkena sakit jantung dan sekarat dirumah sakit hingga meninggal.Temui dia dan minta maaf,dia pasti sangat sedih sekali”

Mutiara pun menemui Samudra yang sedang duduk ditepi dermaga.

Melihat Samudra hanya mengenakan kaos biasa diantara dinginnya udara malam itu membuat Mutiara melepas jaketnya dan memakaikannya pada Samudra.

“Aku tidak butuh ini..”

Mutiara sempat terkejut karena tiba-tiba Samudra membentak Mutiara.Tidak lama kemudian Samudra berdiri dan mengambil jaket yang tergeletak dibawah kaki Mutiara dan memakaikannya pada Mutiara.

“Maaf..Aku diluar kendali.Sangat sulit rasanya kehilangan seorang yang kita cintai dimana saat itu kita juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk terakhir kalinya.Aku harap aku juga tidak kehilanganmu,Mutiaraku..”

Samudra pun memeluknya.

“Bagaimana kalau sekarang kita kerumahku,aku yakin rumah sudah penuh debu karena sudah sebulan aku tinggalkan,dan karena disini ada wanita,aku bisa menyuruh wanita untuk membantuku berbenah.Oke cantik ?”

Mutiara pun kembali tersenyum dan mengiyakan ajakan Samudra.

Rumah milik Samudra sudah cukup canggih diantara rumah yang lainnya karena rumah itu memiliki password sendiri untuk masuk.

Rumah itu masih tampak bersih dan rapi.Terlihat banyak foto selama masa perjuangan Samudra menjadi seorang Nahkoda kapal.Banyak juga peninggalan pelaut milik Ayah dan Kakeknya.

“Aku tidak mengerti,rumah ini sudah hampir sebulan aku tinggalkan,tapi tidak pernah ada debu yang hinggap.Terkadang aku berfikir pasti ada malaikat yang membantuku bersih-bersih selama aku pergi”

Mutiara hanya tersenyum.Perasaannya mulai tidak enak.Ia melihat kesebuah kotak berbentuk peti harta karun dan menyentuhnya.Tiba-tiba saja pintu kamar tertutup dengan sendirinya.

Tiba-tiba saja seseorang memeluknya dari belakang yang tidak lain adalah Samudra,Mutiara pun menarik telinga Samudra sebagai hukuman karena sudah mengagetkannya.

“Ah...Ibu berpesan untuk tidak membuka kotak ini sampai aku menemukan wanita yang tepat yang akan membuka kotak ini”

“Maksudnya ?”

“Entahlah..Cobalah untuk membukanya,aku akan memasakkan sesuatu untuk kita berdua.Apa kau mau ikut kedapur ?Aku lihat kau sangat ketakutan disini”

Dapur rumah yang terlalu modern untuk ukuran rumah tepi pantai dan untuk orang yang hanya tinggal sendirian.

Mutiara pun duduk dan mulai membuka kotak itu.Kejadian aneh terjadi lagi,angin berhembus dengan kencang melalui pintu dapur.Ia menemukan sebuah surat didalam botol yang sangat kecil..


Aku harap..Kau bisa menjadi penggantiku merawat dan menjaga putraku Samudra Lintang Pratama.Dia itu tidak suka beres-beres,kamarnya selalu berantakan,dia juga tidak bisa memasak.Kalaupun bisa,rasanya pasti aneh..Samu adalah anak yang manja,ia masih sering memintaku untuk menyuapinya makan.Ia tidak bisa apa-apa,ia masih terlalu polos dan lugu,ia terlalu menekan dirinya untuk menjadi seperti ayah dan kakeknya.Jadi aku mohon..Jaga dia,istri masa depan putra kesayanganku


Seakan merasakan apa yang ditulis oleh ibu Samudra,Mutiara meneteskan air matanya.

“Kenapa menangis ?Apa aku mengatakan sesuatu yang kasar padamu ?Atau kau mau aku antar pulang sekarang ?Atau kamu bosan disini ?”

Mutiara pun berdiri dan memeluk Samudra.

“Hey..Nanti rambutmu bau bawang kalau kau tidak segera melepaskan pelukanmu”

Selesai masak memasak,mereka pun pergi ke pantai dan memasang dua tenda untuk mereka bermalam.

“Bersandarlah,aku lihat kau sangat tertekan akhir-akhir ini,apa seniormu terlalu menekanmu ?Jangan bekerja terlalu keras jika kau tidak mampu,sampai nangis-nangis segala”

“Siapa yang nangis ?dan kukira yang tertekan itu kau,selama kau memimpin kapal kan kau pasti tertekan tidak bertemu daratan dan makan makanan enak sepertiku”

Samudra pun menarik hidung Mutiara sambil tersenyum.

“Setidaknya selama aku dilautan,aku sudah berfikir aku akan kembali kedaratan dan melamar gadis yang kucintai dan membawanya berlayar bersamaku mengarungi samudera luas”

“Aku tidak mau ikut berlayar,aku masih ingin mengobati orang-orang”

“Memangnya siapa yang ingin mengajakmu ?”

Mutiara pun mengangkat kepalanya dan memasang wajah cemberut.

Samudra pun mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin pernikahan dan sebuah kalung mutiara murni yang sangat cantik.

Pernikahan dilaksanakan beberapa hari kemudian dan hanya dihadiri oleh teman dan orang terdekat saja.

Setengah hari setelah mereka menikah,mereka berpisah.Samudra kembali ke lautan,Mutiara kembali ke kota hingga beberapa bulan kemudian mereka bertemu kembali untuk sebuah bulan madu diatas kapal pesiar seperti yang sudah mereka rencanakan.

“Kemana sih,katanya mau mengajakku keliling kapal,tapi dianya gak datang juga”

Tiba-tiba saja Samudra memeluk Mutiara dari belakang.Samudra tampak mengenakan topi berwarna biru,kemeja biasa dan jaket hitam dengan celana jeans selutut.

“Kakak baik-baik saja,kan ?”

“Memangnya kenapa ?”

Terlalu modis untuk seseorang yang hampir kesehariannya hanya menatap air laut.Pikir Mutiara.

Diluar perkiraan,semua lampu kapal mati,dan terdengar ledakan dari bagian bawah kapal.Samudra pun menggenggam tangan Mutiara dan membawanya keluar kabin.Sedikit demi sedikit kapal mulai miring dan terbalik.Samudra yang terus menggenggam tangan Mutiara berhasil membawanya ke sekoci.Tiba-tiba saja Mutiara melihat seorang ibu yang meletakkan bayinya diatas sebuah koper.Mutiara pun melompat kedalam air dan menyelamatkan bayi itu,sementara ibu sang bayi sudah tidak bernyawa karena sudah banyak minum air laut.Samudra yang melihat itu segera melompat ke air dan membawa Mutiara ke atas sekoci.

“Bawa bayi ini dulu,aku bisa berenang sendiri kok..”

Saat Samudra meletakkan bayi diatas kapal dan berbalik,Mutiara sudah tidak terlihat lagi.

“Mutiaraku..”


Kakak..Apa kau merindukan aku ?Aku sangat merindukanmu.Aku harap pekerjaan tidak akan jadi penghalang lagi untuk kita bertemu lagi dilain waktu.Semangat,ya ?!


Samudra berulang kali membaca surat pertamanya dari Mutiara di hari pertama pernikahan mereka.

Pekerjaan mereka tidak lagi jadi penghalang untuk mereka bertemu,tetapi kematianlah yang memisahkan mereka sekarang.

Setelah kejadian itu,Samudra menghabiskan sisa hidupnya menjadi Nahkoda kapal perang dan tidak pernah kembali lagi kedaratan hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya.

The End..
 

Cerpen Remaja Published @ 2014 by Ipietoon