Selasa, 09 Desember 2014

Get Well Soon,Gama.



Pada suatu hari,Gama Alvaro,anak laki-laki berusia 16 tahun yang masih duduk di bangku kelas 11 sekolah menengah atas ini dikenal memiliki pribadi yang baik dan tahu tata krama.Gama merupakan anak berprestasi disekolahnya.Hingga suatu hari Gama mengajak teman-temannya jalan ke pusat perbelanjaan untuk menemui seorang pemilik kios disana,
Gama:”Van,menurutmu bagaimana baju yang ini ?keren gak ?”
Irvan:”Hmm..boleh juga,tapi mendingan yang warna putih aja,cocok tuh sama warna kulit loe
Gama:”Kau ini memberi saran atau mengejekku,hah ?”
Aldo:”Lagian tuh kulit kaya’ kulit cewek aja putihnya,bener gak ?”
Gama:”Kau ini…Hmm…Pak Ting,ada barang baru tidak ?Udah lama gak update nih.Si Pak Ting.”
Pak Ting:”Wah..mungkin besok Gam,hari ini barang belum datang,besok lagi deh kamu kesini”
Gama:”Hm..Ok ok”
Gama dan teman-temannya pun berjalan menuju kios lainnya,tiba-tiba Gama bertabrakan dengan seorang laki-laki bertubuh besar dengan jaket hitam bertopi,semula Gama merasa heran,sepertinya laki-laki tadi terburu-buru,tapi Gama acuhkan saja..Setelah Gama keluar dari pusat perbelanjaan,alarm berbunyi,Gama dipaksa berhenti oleh security disana.Setelah diperiksa,Gama dituduh mencuri kalung emas yang saat itu ada dikantongnya yang entah sejak kapan kalung itu berada disana.Akhirnya ketakutan Gama memuncak,Gama gemetar karena semua orang berkumpul dan memperhatikannya.Akhirnya orangtua Gama dihubungi dan membuat perjanjian damai dengan pemilik pusat perbelanjaan tersebut.Gama dan orangtuanya pun pulang,tiba-tiba saat Gama melangkahkan kaki keluar mobil,Gama pingsan,tubuhnya berkeringat dan terasa dingin.Setelah sadar dari pingsannya,Gama mulai bertingkah aneh,Gama menutupi dirinya dengan selimut,orangtua Gama pun terus menanyai Gama kenapa dia seperti itu,dan pada akhirnya,dipanggillah psikiater untuk mengobati Gama,dan psikiater itu mengatakan bahwa Gama terkena Agoraphobia,atau takut akan keramaian dan tempat umum,Gama akann merasakan sensasi yang berbeda dari biasanya saat ia berada diantara keramaian,dan phobia itu terjadi karena kejadian yang ia alami tadi.Sejak saat itu Gama mulai tidak aktif kesekolah,ia tidak mau bertemu dengan siapapun.
                Enam tahun berlalu,hari itu merupakan hari ulangtahun Gama yang ke 22,orangtua Gama hanya bisa mendatangkan seorang psikiater untuknya,seorang wanita muda berusia 21 tahun bernama Dhea.
                Hari itu Dhea bermaksud untuk memberikan Gama kado ulangtahun berupa buku gambar dan pensil warna,tetapi Gama justru membakar buku gambar itu..
Gama:”Kau kira aku anak-anak,hah ?keluar dari kamarku !!”
Dhea:”Kak,aku hanya bermaksud membantu kakak agar phobia kakak hilang”
Gama:”Kau benar-benar ingin aku bersikap kasar,ya ?Keluar !!”
Dhea:”Baik,aku akan keluar”
Tidak lama setelah Dhea keluar,puluhan buku gambar lagi dibawa oleh Dhea ke kamar Gama.Gama pun membakar satu persatu buku gambar itu,tetapi Gama mulai lelah dan menghentikan kegiatannya tersebut.Tiba-tiba Gama menangis,Dhea berusaha memeluk Gama agar ia merasa lebih nyaman saat bersama Dhea dan memudahkannya untuk mengobati Gama,
Dhea:”Kakak jangan menangis,kakak lebih baik bercerita kepadaku apa yang sedang kakak pikirkan saat ini”
Gama:”Mereka semua jahat padaku”
Dhea:”Siapa ?”
Gama:”Aku tidak tahu”
Akhirnya Dhea pun melepaskan pelukannya dan meminta Gama mulai menggambar hal-hal yang ia sukai di buku gambar itu.Gama pun menggambar seekor panda,
Dhea:”Kenapa panda ?”
Gama:”Karena aku suka panda,panda itu lucu”
Dhea:”Benarkah ?Wah..aku juga suka panda kak,mereka memang lucu”
Gama:”Siapa namamu ?”
Dhea:”Hmm…aku Dhea,salam kenal ya kak”
Gama:”Kau psikiater ?Apa orangtuaku menganggap aku gila ya,sehingga mereka mengirim psikiater padaku,mereka memang jahat,sama seperti orang-orang diluar sana”
Dhea:”Orangtua kakak tidak seperti itu kok,mereka hanya ingin aku datang saja di hari ulangtahun kakak,oh ya..sudah pukul 9,aku permisi pulang dulu ya,kak..kakak jangan lupa minum obat dan jangan tidur larut malam,ok ?Selamat Malam Kak”
Gama pun beranjak tidur, dan keesokan paginya Gama dibangunkan oleh Dhea.
Dhea:”Pagi Kak Gama,bagaimana kalau hari ini kepantai ?Nanti biar aku traktir deh untuk beli ice cream,gimana ?”
Gama pun tidur lagi,ia seakan-akan tidak mendengarkan Dhea.Dhea pun tidak kehabisan akal untuk membuat pasien pertamanya sembuh.”Apa salahnya aku coba caraku ini,paling tidak hanya aku dan Tuhan yang tahu”Kata Dhea dalam hati.
Dhea:”Kak,kapan terakhir kali kakak pacaran ?”
Gama tidak bergerak sedikitpun.
Dhea:”Kalau kakak pernah pacaran,kakak pasti sering jalan-jalan dengan pacar kakak kan ?”
Dhea:”Kakak tau,aku punya satu tempat yang sangat ingin aku kunjungi,tetapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk mengunjungi tempat itu bersama orang yang aku sayangi,dan aku harap kakak mau menemaniku mengunjungi tempat itu,bagaimana ?”
Karena mulai geram,Dhea pun menarik selimut yang digunakan Gama,dan menarik Gama turun dari tempat tidur.
Dhea:”Ayo kita pergi,kak”
Gama:”AKU TIDAK MAU ! TITIK ! Tanpa koma”
Dhea:”Kakak tau,semula aku ingin mengunjungi tempat itu bersama ayahku,tetapi semua terlambat,ayahku…”
Gama pun mulai mendengarkan Dhea..
Gama:”Kenapa dengan ayahmu ?”
Dhea:”Dia..aku tidak ingin membicarakannya”
Dhea pun menangis,hati Gama yang semula beku mulai tergugah kembali karena Dhea disampingnya,
Gama:”Aku ingin menemanimu,tapi..”
Dhea:”Benarkah kakak mau ?Syukurlah,lebih baik sekarang kakak mandi lalu kita berangkat,ok ?”
Gama tidak mungkin lagi menolak permintaan Dhea setelah mendengar cerita sedihnya.Selesai mandi Gama pun menemui Dhea di ruang makan,begitu terkejutnya orangtua Gama melihatnya berpakaian rapi.
Ibu Gama:”Kalian mau kemana ?”
Dhea:”Ingin jalan-jalan tante,tidak apa kan kalau Dhea pinjam Gama-nya sebentar ?”
Ayah Gama:”Tentu saja,pergilah jika itu yang terbaik”
Setelah sarapan,Gama dan Dhea pun pergi menggunakan mobil pribadi Dhea.Sampailah mereka dikebun binatang,Gama mulai berkeringat karena ia berada ditempat umum,perasaan trauma yang masih melekat di ingatannya semakin membuatnya hilang kendali.Saat mereka memasuki kebun binatang,tiba-tiba saja Gama berteriak ketakutan dan berlari entah kemana.Akhinya Dhea menemukannya di dalam kamar mandi sambil ketakutan.
Dhea:”Kak,ayo kita pulang..”
Gama:”Tidak mau”
Dhea:”aku sudah puas dengan semua ini,ayo kita pulang”
Dhea pun menarik paksa Gama dengan emosi.Saat di mobil,Dhea menyetir dengan pandangan lurus dan tanpa bersuara sedikitpun.Gama sesekali menatap kearah Dhea,Dhea menangis,entah kenapa Gama merasa disini Gama sudah menyakiti Dhea.Sesampainya dirumah,Gama dan Dhea duduk di ruang tamu tanpa berbicara sedikitpun.
Gama:”Dhea..kenapa kau menangis ?”
Dhea:”Tidak apa,aku hanya lelah..Oh ya,aku pulang dulu,sampai jumpa”
Malam harinya Gama tidak bisa tidur memikirkan Dhea yang menangis,”Apa mungkin dia menangis karena aku menghancurkan apa yang ia impikan ?Maafkan aku Dhea,aku tidak bermaksud membuatmu menangis” kata Gama dalam hati.Beberapa minggu berlalu,Dhea tidak pernah lagi menemui Gama.Gama benar-benar merasakan kepergian Dhea,sangat melekat hari-hari yang ia lalui bersama Dhea waktu itu.Gama pun memberanikan diri mengunjungi Dhea dirumahnya.Saat Gama tiba dirumah Dhea,tampak Dhea sedang duduk melamun di teras rumahnya.
Gama:”Maafkan aku,aku terlalu bodoh waktu itu”
Dhea:”Pulanglah”
Gama:”Tidak,sampai kau memaafkan aku”
Dhea pun masuk kedalam dan mengunci pintu.Gama berulang kali mengetuk pintu,tetapi tidak ada jawaban dari Dhea.
Gama:”Baiklah..jika kau memang tidak mau memaafkan aku,aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi,sekali lagi maafkan aku,Dhea”
Gama pun kembali kerumah,keadaan Gama semakin memburuk beberapa minggu setelah kejadian itu.Orangtua Gama pun mulai khawatir dengan keadaan Gama,ia jadi sering sakit-sakitan,terkadang menangis tanpa sebab yang jelas.Orangtua Gama pun pergi kerumah Dhea dan menanyakan apa yang terjadi sebenarnya antara mereka.Tanpa menjelaskan apapun,Dhea langsung pergi meninggalkan orangtua Gama,dan ternyata Dhea datang kerumah Gama untuk mengobatinya kembali.
Dhea:”Kak,apa kakak sudah makan ?kalau belum,Dhea akan temani kakak makan,setelah itu minum obat,ok ?”
Gama pun mulai bersemangat kembali menjalani hari-harinya.Satu tahun berlalu,Gama mulai mencoba untuk ketempat umum bersama Dhea.Mereka pun pergi ke Minimarket didekat rumah Gama.
Dhea:”Tenang saja,tidak akan ada yang mengganggu kakak selama kakak berada disampingku,aku janji”
Gama pun mulai merasa tenang karena Dhea.Keesokan harinya Dhea kembali mengajak Gama pergi kepasar dan berhasil.Beberapa minggu setelah semua percobaan itu,Gama pun mulai terbiasa dengan tempat umum.Ia mulai kembali seperti biasanya.
Dhea:”Kak,bagaimana kalau makan siang di restoran ?Nanti biar Dhea yang traktir,”
Gama:”Aku punya tempat special untuk pergi bersamamu hari ini,”
Dhea:”Kemana ?”
Gama:”Ayo ikut saja”
Mereka pun sampai di kebun binatang,Dhea tidak yakin untuk masuk ke kebun binatang bersama Gama karena takut kejadian itu terulang lagi.Akhirnya mereka pun masuk ke kebun binatang..
Dhea:”Kak,ayo pulang..perasaanku tidak enak”
Gama:”Dhea..Sebelum pulang,aku ingin mengatakan..kalau aku..menyukaimu,kau mau kan jadi pacar aku ?”
Dhea pun mengiyakan kata-kata Gama,lalu mereka keluar dari kebun binatang,Dhea pun melihat sebuah toko boneka,
Dhea:”Kakak tunggu disini,ya ?”
Gama:”Tapi,sebentar lagi hujan,lihat sudah mendung”
Dhea:”Sebentar saja,kak”
Gama merasa tidak nyaman karena orang yang membuatnya merasa nyaman tidak ada disampingnya untuk menggenggam tangannya.Dari jauh terdengar suara Dhea yang memanggilnya,
Gama:”Dhea..”
Dhea membawa sebuah boneka panda ditangannya dan berlari menuju Gama,tiba-tiba saja saat Dhea hampir dekat dengan Gama,sebuah mobil sedan menabrak Dhea hingga terpental.Gama yang terkejut  tiba-tiba histeris,tubuhnya berkeringat,Gama merasa sesak nafas yang sangat sesak melebihi biasanya.Semakin ramai orang yang datang berkumpul di tempat kejadian,Gama semakin takut dan sesak nafas.Hujan turun..Sementara Dhea dengan setengah nafasnya berusaha mengutarakan kata-kata terakhirnya.
Dhea:”Get  Well Soon,Gama.”
Gama yang mendengar kata-kata itu mulai berhenti menangis,ia justru jatuh tak sadarkan diri.Keesokan harinya saat Gama terbangun,ia mulai mengalami phobia itu lagi,orangtua Gama pun hampir putus asa karena orang yang mereka percaya dapat menyembuhkan putera semata wayang mereka  harus pergi dan tak kembali lagi.Pengobatan diberhentikan karena Gama sering memberontak dan lari.Orangtua Gama sering melihat Gama memeluk boneka panda sambil berkomunikasi dengan teman-temannya,dan saat itulah orangtua Gama mulai percaya bahwa Gama akan sembuh.Dan di kalung boneka panda tersebut bertuliskan “Never Give Up,Gama.You will certainly get well soon.I belive it”.Kata-kata itu memberi semangat hidup untuk Gama hingga pada hari ini.

Minggu, 07 Desember 2014

34th Door


Di suatu sekolah menengah di Belitung Timur,seorang anak perempuan bernama Syifa dikatakan memiliki kemampuan untuk melihat orang yang sudah mati,Syifa mendapatkan kemampuannya tersebut saat ia bermimpi tentang pintu ke 34 di sekolahnya,dan sejak Syifa mulai menceritakan tentang pintu ke 34 itu kepada guru yang paling dekat dengannya,mulai terjadi hal-hal yang aneh disekolah itu,pintu kelas yang sering terbuka sendiri,kerasukan para siswa terutama yang sering melewati pintu ke 34 tersebut,dan angin ribut yang kadang terjadi menjelang sepulang sekolah.Salah seorang teman laki-laki Syifa yang bernama Putra begitu tidak percaya akan hal-hal tersebut.Ia tidak percaya kalau semua ini adalah ulah makhluk halus,Ia menganggap semua ini adalah kebetulan belaka,
Putra:”Selama yang aku tau,selama yang aku lalui,pintu ke 34 itu tidak ada apa-apa,aku sudah berulang kali melewati pintu itu,buktinya..tidak terjadi apapun padaku sampai sekarang”
Syifa:”Kau harus percaya bahwa ada makhluk ciptaan Allah selain manusia,mereka ada,tapi kau tidak bisa melihat mereka,hanya mereka yang mampu melihatmu”
Putra:”Iffah,sampai kapanpun,aku tidak akan percaya pada hal tidak masuk akal seperti itu,walau kau yang berusaha mengingatkan aku,mengerti”
Syifa:”Aku sudah mengatakannya berulang kali padamu tentang hal ini dan pintu ke 34 itu,mereka sudah lama mengincarmu,aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu,tolong percayalah dengan apa yang aku katakan…”
Putra:”Maaf Fah,aku tidak ingin percaya omong kosong itu”
Putra pun meninggalkan Syifa yang sedang duduk dikelas bersama denganya.Syifa menangis,Syifa mencoba berkomunikasi dengan makhluk-makhluk yang ada disana untuk tidak menyakiti orang yang ia sayangi.Malam harinya,Putra mengirim pesan pendek ke Syifa untuk ke suatu tempat besok,dan saat Syifa tidur,ia bermimpi Putra terkunci diruang pintu 34 itu,dan sekian lama Putra keluar dengan darah mengalir di kepala,hidung dan telinganya,Syifa ketakutan dan menangis.Dan saat Syifa terbangun,ia melihat sosok perempuan berbaju putih dan tampak mengenakan selendang dikepala layaknya wanita berjilbab yang sering ia lihat di sekolah biasanya,ia berbicara pada Syifa untuk menjauhkan Putra dari pintu 34 itu,atau Putra akan celaka.
Keesokan harinya,Putra bermaksud untuk menyatakan perasaanya pada Syifa ,ia mengajak Syifa menuju puncak gedung sekolah,tetapi saat akan melewati pintu ke 34,Syifa berhenti dan menarik kembali Putra menuju lantai bawah,
Putra:”Apa yang kau lakukan,?”
Syifa:”Jangan kesana,seluruh siswa dilarang masuk lokasi itu lagi,kau tidak dengar ya,”
Putra:”Omong kosong,aku tidak peduli”
Syifa:”Aku mohon,aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu”
Putra:”Kau sayang aku kan ?Kalau iya percayalah padaku,tidak akan terjadi apapun padaku”
Syifa:”Tapi..”
Putra pun kembali mengajak Syifa ke puncak gedung,
Syifa:”Mereka memperhatikanmu,ayo kita kembali”
Putra sama sekali tidak mendengarkan kata-kata Syifa,hingga sampai di puncak gedung,Syifa menangis karena sudah berani melewati pintu itu bersama Putra.Putra memeluknya,diusapnya air mata Syifa..
Putra:”Iffah,jangan menangis lagi,lihat…tidak terjadi apapun padaku,kan ?Sudah ya”
Saat Putra memeluk Syifa lagi,tiba-tiba saja sosok wanita berjilbab itu muncul,Putra sedikit terkejut karena ia tidak pernah melihat makhluk halus secara langsung..
Syifa:”Kau lihat kan,mereka semua ada disini,mereka memperhatikanmu”
Putra:”Haha..ini semua semu,mereka tidak nyata,mereka hanya seperti tampilan proyektor,semu..tidak bisa disentuh,karena makhluk seperti mereka ini,lebih rendah daripada manusia !!”
Tiba-tiba saja Putra kerasukan dan berlari menuju pintu 34,Syifa mencoba mengejarnya,tetapi Syifa dihadang oleh makhluk tak berkepala,Syifa menahan rasa takutnya,dan ia kembali bertemu makhluk tanpa wajah,makhluk yang satu matanya hilang,dan bahkan yang lehernya patah dan hampir putus pun datang menghampiri Syifa..Tetapi Syifa terus mengucap Ayat Kursi dan percaya kepada Allah Swt bahwa mereka semua adalah sama dengan manusia sebelum mereka mati,hingga pada pintu 34,Syifa mendengar teriakan Putra,seluruh makhluk halus yang tadi berada di luar pintu 34,sekarang masuk ke pintu 34 tersebut.Syifa pun berteriak meminta tolong,akhirnya semua warga sekolah datang ke pintu 34,kepala sekolah tidak segan memanggil seorang uztadz dan paranormal yang ahli dalam mengatasi hal ini.Setelah sekian lama,uztadz dan paranormal itu berhasil mengusir para makhluk halus itu,dan pintu terbuka dengan sendirinya.Lalu saat Syifa masuk ke pintu 34,ia mendapati Putra dalam keadaan luka parah dikepalanya,Putra pun dibawa kerumah sakit.Sekolah pun diliburkan,polisi datang untuk membantu penyelidikan,dan polisi mendapati sebuah tongkat baseball berlumuran darah,dan setela diperiksa lebih lanjut,sidik jari yang terdapat di gagang tongkat itu adalah sidik jari yang sama dengan Putra.
Hingga di rumah sakit,Syifa dan beberapa guru serta orangtua Putra menunggu dokter untuk keluar dari UGD,setelah beberapa saat,dokter keluar dan mengatakan Putra akan koma dalam beberapa waktu,dan keadaannya pasti akan segera membaik.Syifa pun diizinkan masuk oleh dokter,dan kedua orngtua Putra,Syifa melihat sosok wanita berjilbab itu..
Syifa:”Apa yang anda lakukan pada Putra ?Kenapa dia terluka parah seperti ini ?Bukankah anda sudah berjanji padaku tidak akan menyakiti Putra ?”
Orangtua Putra yang melihat itu mulai merasakan hawa panas dingin dan aroma melati di dalam ruang UGD tersebut,setelah sekian lama Syifa berkomunikasi dengan wanita berjilbab itu,Syifa pun menjelaskan apa yang sosok wanita itu bicarakan dengannya,dihadapan para guru dan orangtua Putra diluar ruanng UGD.
Syifa:”Dia bilang,bukan dia yang melukai Putra,tetapi Putra sendirilah yang melukai dirinya sendiri,Putra tidak bisa menahan tekanan yang diberikan oleh makhluk-makhluk itu,Putra merasa ketakutan dan terdesak hingga memukul kepalanya sendiri dengan berfikir jika ia mati,ia tidak akan melihat semua makhluk itu lagi,dan sosok wanita berjilbab itu adalah guru agama Islam yang meninggal 13 tahun yang lalu,namanya Bu Muslimah,ia meninggal karena semua orang tidak percaya padanya bahwa makhluk ciptaan Allah selain manusia itu ada,dan dia bilang,salah satu guru yang paling menekankan dirinya adalah Pak Rizqi,yang selalu membentak apa yang dikatakan Bu Muslimah,hingga Bu Muslimah melakukan seperti apa yang Putra lakukan,menyakiti dirinya sendiri.Bu Muslimah pertama kali mendapat kemampuan itu sejak ia masuk ke pintu 34 dan mulai terjadi komunikasi dengan makhluk halus,Bu Muslimah sangat ingin semua orang percaya bahwa makhluk selain manusia itu ada walau tidak hidup satu dunia dengan kita,dan karena itu almarhumah masih berada di gedung sekolah pintu 34 itu”
Pak Rizqi:”Ini salahku,maafkan aku semua,aku akan menemui Muslimah”
Pak Rizqi pun menemui Almarhumah Bu Muslimah dan berziarah ke pemakaman Almarhumah,dan sejak hari itu,sekolah membaik,tidak pernah muncul lagi kejadian aneh di manapun di sekolah.Beberapa minggu koma,akhirnya Putra sadar dan kesehatannya mulai pulih.
Putra:”Iffah,aku minta maaf,aku tidak percaya dengan kata-katamu sebelumnya,aku minta maaf”
Syifa:”Tidak apa,aku juga ingin berterimakasih kau mau percaya padaku,selama kita saling menghormati dengan sesama makhluk ciptaan Allah Swt,kita pasti bisa hidup lebih tenang tanpa mengganggu dunia mereka dan tanpa mereka mengganggu dunia kita”
 

Cerpen Remaja Published @ 2014 by Ipietoon