Selasa, 23 September 2014

HARI ITU

Hari itu,aku kira aku adalah orang yang paling bahagia seumur hidupku,tapi perkiraanku itu salah.Perkenalkan,namaku Tirta Wijaya,aku seorang pelajar SMA kelas 11,usiaku 16 tahun dan aku tinggal di Jakarta bersama paman dan bibiku.Aku tidak pernah tahu kapan aku lahir,dimana aku lahir,dan siapa orangtuaku,yang aku tahu,paman dan bibiku lah yang merawatku sampai detik ini,merekalah yang menentukan tanggal lahirku,merekalah yang memberiku makan yang cukup,dan mereka jugalah yang telah memberi tempat tinggal untukku walau mereka merupakan keluarga kurang mampu,bahkan untuk makan pun sulit.Suatu hari,aku yang baru tiba disekolah,tiba-tiba saja ada panggilan untukku agar aku segera menuju ruang kepala sekolah,dan ternyata,tagihan untuk uang sekolahku,untunglah aku masih diberi kesempatan untuk menunggak pembayaran hingga 1 bulan kedepan.Saat itu aku mulai bingung,kemana aku harus mendapatkan uang itu,apa aku harus meminta pada paman dan bibiku yang untuk makan pun tidak tentu,apakah aku harus mengemis,ataukah harus menjadi pemulung ?Setidaknya,menjadi pemulunglah yang hanya bisa aku lakukan,paling tidak 3000 rupiah sehari mungkin cukup untuk ku tabung di kaleng bekas makanan yang aku dapatkan.Tidak sampai disitu,aku juga rela menjadi tukang kebun disebuah rumah mewah di dekat rumahku.Walau pendapatan kurang dari 100rb,tapi itu cukup untuk bulan yang menunggak sebelumnya.Setiap hari aku pulang larut malam,bibiku mulai khawatir akan keadaanku yang pulang larut malam,dan terkadang aku tidak pulang karena terlalu lelah dan terpaksa tidur di poskamling.Pada  malam itu,aku terjaga,aku benar-benar tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang bisa aku lakukan lagi untuk menambah kekurangan uangku dan membantu paman dan bibiku.Bibiku pun menghampiriku dan bertanya ”Tirta,kenapa belum tidur ?besok kan kamu sekolah,nak ?”,aku hanya bisa diam,bibiku pun mulai menanyakan apa yang sedang aku pikirkan,entah kenapa hari itu aku benar-benar bodoh mengatakan soal uang SPPtu ke bibiku,bibiku akhirnya terdiam juga,ia pun hanya mengatakan akan membayarnya segera.Tapi sungguh,aku tidak berharap untuk itu,
Keesokan harinya setelah pulang sekolah,aku langsung menuju ke TPA untuk mengambil plastik dan sebagainya yang bisa di kilokan,dan selesai memulung aku langsung menuju ke rumah mewah tempat aku bekerja,lelah rasanya,hampir saja hari itu aku menyerah..tapi Allah SWT lah yang menguatkanku untuk tetap menjalani ini semua,menjelang adzan maghrib aku segera menuju ke masjid untuk menjalankan ibadah sholat maghrib,betapa segar  air wudlu yang menyerap dikulitku,,Tiba-tiba seorang gadis berjilbab putih hampir menabrakku,”ups,hampir saja maafkan aku ya ?!”terdengar manis ditelingaku,aku hanya mengangguk tanda aku mengiyakan kata-katanya.Ingin kurasa mengenal gadis itu lebih dekat,ia begitu cantik dan sopan,matanya yang kebiruan membuatku berpikir bahwa dia bukan warga Negara Indonesia asli.Usai sholat maghrib,aku pun pulang,tiba-tiba gadis itu berlari menuju tempat ku berpijak.
”Hey,What’s your name ?”,aku sedikit bingung kenapa bahasanya berubah.
”hallo,nama ?”,aku terkejut karena dibawa melamun.
”Namaku Tirta” Jawabku
”Tirta ?wow it’s a good name.Let me introduce myself,my name is Zahra,I come from Ontario”.Ontario pikirku,cukup dekat tempat itu jika pergi dengan 2 3 kali naik pesawat.
“Oh..lalu,kamu tinggal dimana ?”Tanyaku
Tiba-tiba saja seseorang memanggil Zahra,dan ternyata itu adalah sopir yang menjemputnya pulang.
“Sorry,aku..harus kembali kerumah sekarang,jumpa besok”Katanya,,,besok ?apakah ia memberiku harapan untuk bertemu dengannya lagi ?Tapi syukurlah,aku senang jika bisa bertemu lagi.
Keesokan harinya,aku pergi bekerja menjadi tukang kebun dirumah besar itu lagi.Saat aku mulai masuk ke ruang penyimpanan mesin pemotong rumput,aku tidak sengaja menabrak seorang gadis berambut panjang yang baru akan keluar dari ruangan itu.
“Maaf,aku tidak sengaja”kata gadis itu.Saat Ia memperlihatkan wajahnya,aku mulai tau kalau itu adalah Zahra dan rumah besar itu adalah tempat tinggalnya.
“Tirta ?what are you doing here ?Didn’t you go to school now ?”Katanya.Sedikit paling tidak aku mengerti kalau Zahra menanyakan sekolah.
“Sekolah ?aku…aku berfikir untuk tidak sekolah ?”jawabku dengan raut wajah kecewa.
“what ?are you crazy ?School  is very important,it isn’t ?kalau kau tidak sekolah,kau akan bodoh,dan itu akan buruk”katanya berusaha untuk memperingatkanku.
“lalu,bagaimana denganmu ?kenapa kau tidak sekolah juga ?”
“aku sudah lulus SMA,dan sekarang aku sedang menjalani kuliah”Jawabnya,yang benar saja,dia kan masih kecil,bahkan hampir seusia denganku,
“kuliah ?berapa usia mu ?”
“16”jawabnya,aku terkejut,bagaimana mungkin ia sudah kuliah ?
“kau terkejut karena aku sudah kuliah ?aku juga heran,kelas 1,akulah yang termuda,usiaku 3 tahun”
Aku benar-benar takjub akan gadis ini,hampir setahun kami berteman,rasanya aku tidak sabar ingin mengatakan yang aku rasakan terhadapnya,dan aku sangat berharap hari itu adalah hari yang tepat,malam pun tiba,aku bermaksud ingin pergi untuk menemuinya selesai ibadah di masjid,tetapi ternyata dia tidak ke masjid hari itu,aku pun pergi kerumahnya,tapi sialnya saat di perjalanan aku melihat segerombolan perampok berlari dari kejaran massa,sialnya lagi segerombolan pencuri itu menarik tanganku hingga aku pun ikut berlari tanpa arah,hingga akhirnya mereka melepaskan aku,aku pun dipukuli oleh massa,sakit rasanya,sudah dikira perampok,masih saja dipukuli,hari itu aku benar-benar kehabisan nafas,aku  pingsan sampai akupun terbangun lagi dan di sampingku sudah ada Zahra,senang rasanya saat aku bangun orang yang aku sayangi datang menjenguk,
“Zahra,terimakasih sudah menjengukku,ada sesuatu yang ingin aku katakan tetapi saat dijalan segerombolan perampok menarik tanganku,dan orang-orang desa mengira aku adalah salah satu dari mereka,huhh..tapi senang rasanya aku sudah terbebas dari massa”Kataku,
“itu menurutmu”katanya,aku melihat tetesan air mata dipipinya,entah kenapa aku merasa bersalah melihat itu,
“Zahra,ada apa ?kenapa kau menangis ?apa yang salah ?atau aku salah bicara ?katakan”
“Tirta Wijaya,sidang akan dimulai besok,kau kami tahan sampai besok,mengerti”kata seorang polisi padaku,
“ditahan ?apa salahku ?atau jangan-jangan,,,”
Zahra pun pergi dari tempatku bangun dari pingsan tadi.”Zahra !!Jangan pergi,tolong Zahra”teriakku memohon agar ia tidak meninggalkanku,entah kenapa dadaku terasa sakit,sesak nafas kurasakan,dan saat itu akupun mengalami batuk berdarah,bukannya ditolong,aku justru ditarik paksa untuk masuk kedalam sel.Semalaman aku tidak tidur memikirkan apa yang selanjutnya terjadi padaku,hidup atau mati,aku serahkan semuanya pada yang maha kuasa,aku hanya bisa pasrah,biarpun tak ada orang yang percaya padaku,tapi aku akan tetap percaya bahwa Allah SWT tidak tidur,ia terus melihat segala sesuatu yang dilakukan hambanya.Keesokan hari,sidang dimulai,mau bagaimana lagi aku akan tetap salah karena aku tidak punya pembela,apalah daya bila tangan tak sampai,berharap ada yang menolong,aku justru segera dibawa kembali ke sel dan akan dikurung selama bertahun lamanya,hari it aku dengar Zahra datang ke sidang,tetapi entah kenapa ia tidak menemuiku,hari berikutnya,Zahra datang ke sel untuk menemuiku,dan aku dengar berita bahwa paman dan bibiku sudah pergi karena tempat tinggalnya di gusur,hatiku semakin hancur saat mengetahui bahwa tidak seorangpun lagi yang akan memanggilku dengan sebutan “nak…” dengan nada lembutnya.Ya Allah ya robb,,,cobaan ini begitu berat,aku rasa aku tidak sanggup untuk ujian ini,aku dengar berita bahwa aku dikeluarkan dari sekolah sebab tuduhan itu hingga membuatku masuk ke penjara.Aku sangat yakin bahwa semua orang sudah membenciku,kenapa tuhan tidak mengambil nyawaku sekalian,pikirku.Aku menangis dihadapan Zahra,ia pun memelukku,berusaha menenangkanku dengan pelukannya,dan tiba-tiba dadaku mulai sakit dan nyeri,aku hampir tidak bernafas lagi,batuk berdarah lagi…kali ini lebih banyak darah yang keluar.Zahra yang terkejut karena banyaknya darah yang keluar karena batuk ini segera memanggil petugas untuk membawaku kerumah sakit dan diperiksa,dan ternyata,tuberculosis,aku sungguh tidak menyadari itu,kurasa Allah benar-benar sayang padaku,hingga penyakitpun ia berikan padaku.Aku menangis dan menangis sampai aku tertidur pulas diruang perawatan,hingga hari itu juga,Zahra datang menemuiku untuk pamit kembali ke Amerika,lengkap rasanya sudah semua penderitaan ini,tapi tidak sampai disitu,aku tidak akan menyerah,beberapa tahun kemudian aku keluar dari tempat menyeramkan itu,aku memulai hidup yang baru,aku bekerja disebuah bengkel di Bandung,entah bagaimana bisa aku kesasar sampai ke Bandung,atau mungkin rasa malu ini yang membuatku menginjakkan kaki disini.8 tahun berlalu,aku mengenal seorang gadis untuk kupersunting sebagai istriku,aku pun menikah,dan dikaruniai 1 orang anak.Semua tampak membaik sekarang,tapi aku masih penasaran,apa yang Zahra lakukan saat ini di sana ?dimana paman dan bibiku ?dan siapa gerangan orangtuaku ?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerpen Remaja Published @ 2014 by Ipietoon